Berawal dari blogwalking dan membaca tulisan seorang kawan blogger tentang nama-nama orang Jawa, saya jadi ikut tertarik untuk ikut menulis tentang nama-nama orang Bali yang begitu khas. Bukan bermaksud membanding-bandingkan atau bagaimana, saya cuma sekedar ingin menulis tentang keunikan dan ciri khas nama orang Bali, siapa tahu bisa menambah wawasan kita semua.
Nama orang Bali hingga saat ini memang sebagian besar masih berisi embel-embel kasta, dimana kasta sebenarnya masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Tidak sedikit yang sebenarnya tidak setuju dan merasa penggunaan kasta pada nama orang di Bali di jaman modern seperti ini sudah tidak relevan lagi dan cenderung membeda-bedakan status sosial masyarakat. Tapi perdebatan tetap sebatas perdebatan, tradisi pemberian kasta pada nama orang Bali tetap berjalan.
Terlepas dari pro kontra tentang kasta, berikut ini adalah ciri khas nama orang Bali yang biasanya menandakan kasta yaitu : Ida Bagus, Ida Ayu, Anak Agung, I Gusti, Dewa Ayu, Cokorda, I Gusti Ngurah, I Dewa dan lain-lainnya. Urutan tentang mana kasta tinggi dan rendah sebaiknya jangan kita bahas disini. Sedangkan ada juga nama depan orang Bali yang menandakan urutan kelahiran misalnya untuk anak pertama (Putu, Wayan, Gede, dll), anak kedua (Made, Kadek, dll), anak ketiga (Nyoman, Komang, dll), anak keempat (Ketut, dll) dan seterusnya.
Begitulah keunikan nama orang di Bali, bila salah satu kata yang saya sebutkan diatas terdapat pada nama salah satu teman anda, besar kemungkinan di adalah orang Bali atau berasal dari Bali. Kalau di jawa ada panggilan “mas” yang artinya “kakak (laki-laki)”, di Bali biasanya dipanggil “Bli” untuk laki-laki dan “Mbok” untuk perempuan. Untuk yang lebih muda biasanya dipanggil “Gek” untuk perempuan dan “Gus” untuk laki-laki.
Sabtu, 20 Februari 2010
Ciri Khas Nama Orang Bali
Diposting oleh nyoman baduda di 19.29 0 komentar
Kamis, 11 Februari 2010
Lolot: Dulu, Emocore, & Sekarang
Lolot 02Made Bawa. Menyebut nama itu, kemungkinan besar orang bakal bengong, bingung siapa sosok tersebut. Tapi jika menyebut satu nama ini: LOLOT, maka publik—khususnya di Bali—yang tadinya riuh menyumpahi plagiarisme D’Masiv, spontan bakal terperanjat terhenyak terdiam.
Di Bali, tempatnya lahir dan dibesarkan, Lolot adalah legenda. Lebih tepat lagi: legenda hidup. Sebutan tersebut rasanya pantas disandangkan kepada pria asli Denpasar itu. Simak cermat statistik berikut: Lolot mampu menjual hingga 60.000—beberapa sumber malah menyebut 75.000—keping untuk album debutnya yang terbit pada bulan April 2003, Gumine Mangkin. Yang mencengangkan adalah bahwa karyanya ini seluruhnya berbahasa Bali serta jauh dari Oriental bin Melayu nan mendayu-dayu (tipikal musik Bali sejak era baheula hingga saat itu). Lolot dengan gagah berani mengusung Punk Rock. Wih. Tak siapa pun pernah menduga sambutan publik bakal sebegitu gempita: sixty friggin’ thousand copies, damn! Belum pernah rasanya ada artis Bali sebelum Lolot mampu semenjulang itu menjual album rekaman.
Efek samping luar biasa lainnya adalah sejak saat itu musik berlirik Bali tak lagi dianggap “kampring” terutama oleh publik muda urban. Mendadak saja mendengarkan lagu Bali menjadi sebuah ritual baru yang cool. Dan fenomena kesuksesan Lolot ini instan menginspirasi masyarakat untuk mengekspresikan dirinya. Musik Bali bak terjengkang bangun dari tidurnya. Biduan lawas serta artis karbitan, seniman dan bukan seniman, kecil, besar, tua juga muda, semua tergerak menulis lagu lalu merekamnya di studio kemudian mengedarkannya ke masyarakat luas. Genre musiknya juga beragam. Ada yang membebek Lolot memainkan Punk Rock—Lolot menyebutnya secara khusus sebagai “Bali Rock Alternative”. Ada yang memilih Hip Hop. Ada yang mencoba Reggae. Ada yang mempraktekkan Heavy Metal. Ada yang keukeuh konservatif mendayu-dayu.
Lolot Bali Rock AlternativeLolot menjadi ikon Musik Bali yang amat unik. Cadas, liar dan apa adanya. Lewat Gumine Mangkin Lolot bertransformasi menjadi idola anak muda baru. Tidak cuma di kalangan orang kebanyakan. Dukungan yang muncul dari kubu underground pun kuat. Benar, jika menilik masa lalunya, Lolot tergolong veteran di skena bawah tanah Denpasar. Sebut saja misalnya keterlibatan dia di awal kemunculan SUPERMAN IS DEAD di mana Lolot merupakan pemain bas paling pertama kala SID masih menggunakan nama Superman’s Silvergun. Lolot juga kerap beraksi di lusinan konser D.I.Y. memainkan Death Metal (!). Pula, bersama saya (ahem), circa 1999, kita pernah tergabung di kelompok EMOCORE REVOLVER—saya di seksi teriak, Lolot menyayat gitar—menggotong Emotionally-Charged-Hardcore Rap, dan malah sempat melahirkan dua single segala (salah satu tembang tersebut bisa disimak-dan-unduh di sini). Juga dengan Igo, mereka dulu rutin berkeliling kampus menyenandungkan Bon Jovi dan sebangsanya. Pendeknya: impresif.
Dengan sokongan gigantik dari figur-figur terhormat macam Gus Mantra sebagai manajer, serta musisi berbakat rekan satu band yaitu Lanang, Denny, & Donny; popularitas Lolot meroket duhai tinggi sekali. Tak cuma besar dalam skala lokal. Tapi juga lintas daerah. Lolot riuh dibicarakan utamanya gara-gara kuantitas penjualan albumnya yang ajaib. Sepertinya Lolot adalah satu dari sejuta—atau sepuluh juta?—seniman berbahasa daerah yang sanggup mencapai tingkat keludesan sefenomenal itu.
Album ke berikutnya menyusul kemudian: Bali Rock Alternative (Mei 2004), Meong Garong (Juni 2005), The Best of Lolot (Juli 2006), serta Saling Caplok (Mei 2007). Respons yang didapatkan cenderung beragam. Lucunya sambutan hangat dari masyarakat tendensinya justru terus menurun, mendingin. Pamor mengkilat Lolot pelan tapi pasti makin meredup dari hari ke hari. Sejawat di band-nya pun memisahkan diri, membentuk kelompok lain dengan biduan baru. Pihak manajemen juga melepaskan ikatan profesionalnya. Whew. Dihadapkan pada dinamika sedemikian liar Made Bawa memilih untuk menjauh dari blantika musik. Dia menyepi menghindari publisitas. Segala rumor yang berkembang tidak terlalu ditanggapinya. Lolot memutuskan vakum.
Lolot 01Vakum? Vakum untuk sementara, maksudnya. Sebab Lolot masih bergairah besar menggeluti musik. Selama menjalani proses alienasinya dengan jagat raya Lolot mengurung diri di studionya dan menulis tembang-tembang baru. Musikator mendapatkan kehormatan memperoleh bocoran 2 karyanya—masih versi mentah, tapi lumayanlah buat ngobatin rindu—yang bakal disertakan di album barunya yang direncanakan terbit pertengahan tahun ini. Yang seru, di albumnya nanti Lolot akan juga menyelipkan lagu berlirik Indonesia. Salah satunya bisa didengar/unduh di sini, bertajuk Pesta. Selain itu kami dari Musikator juga menghadiahi Musikatorians sepasang lagu lawas dari Lolot untuk sekadar sentimental journey, Tresna Memaksa dan Bangsat. Yang lain adalah Confrontational Behaviour, saat saya bareng Lolot masih dalam satu kelompok, Emocore Revolver.
Mari bersulang untuk Lolot
Diposting oleh nyoman baduda di 21.45 0 komentar
Bermarkas di Kuta Rock City. Beranggotakan 3 pemuda asal Bali berusia 20-an, baik hati, bijak bestari, dan tepo seliro yaitu:
» Bobby Cool (beer drinker, lead vocal, guitar, well-known as "The Bastard Child of Fat Mike" since his voice sounds pretty similar with that NOFX frontman)
» Eka Rock (beer drinker, bass, backing vocal, warm smilin' Rock 'N Roll bandman)
» Jerinx (hairwax junkie, drum, beer drinkin' Rock'N Roll prince charming)
Nama tendensius Superman Is Dead (SID) dicomot dari Stone Temple Pilot's "Superman Silvergun". Namun karena dianggap miskin konotasi, zonder rasa bersalah secara sewenang-wenang nama tersebut lalu diganti menjadi "Superman Is Dead" - yang seenak udelnya dimaknai sebagai: tak ada manusia yang sempurna.
Pada mula kemunculan, akhir 95, SID pekat teracuni warna Green Day & NOFX. Seiring beringsutnya waktu, inspirasi musikal SID bergeser ke genre Punk 'N Roll a la Supersuckers, Living End & Social Distortion.
Imej yang frontal hendak ditonjolkan oleh SID ke publik, self-described as: "Blitzkrieg 3-chordsabilly Beer Punk Rock" (think raw energy of Ramones vs Living End meets Supersuckers + Sid Vicious' nihilism yet supersonicaly fueled with beer-soaked Rockabilly attitude… Ribet, kan? Horeee…)
SID sendiri telah menerbitkan 3 indie album (Case 15 - thn 95; Superman Is Dead - thn 99; Bad, Bad, Bad - Maret 2002, berformat mini album - berisikan 6 lagu). Menuju pelebaran skala wilayah pencapaian publik, fajar 2003 SID - bekerjasama dengan Spills Record - merilis ulang "Bad, Bad, Bad" dalam bentuk single (4 lagu). Maret 2003, SID menandatangani kontrak dengan Sony Music Indonesia. Yang oh mengejutkan, Sony Music berbesar hati mempersilakan SID riang gembira terus bernyanyi dalam lirik mayoritas berbahasa Inggris. Tepatnya 70% Inggris, 30% Indonesia. Wow. Sony Music nekat (namun terukur)? Atau beranggapan sudah saatnya menancapkan jejak monumental? Atau semata capek/males/bosen/ngantuk dibombardir ewuh pakewuh etos adiluhung Punk Rock oleh kontingen big badass Balinese beer band bernama SID? Whoa... (Hey, whatever it is, the history of Indonesian Punk Rock has just begun. And miracles are real, mind you)
Kilas balik, pra-tragedi bom SID agresif diundang berkiprah di kafe-kafe internasional di seantero Kuta yang mana SID dipersilakan memuntahkan gubahan sendiri (baca: bukan sebagai cover band). Esensial dicatat, untuk skala lokal hal ini belum pernah terjadi sebelumnya di Bali. Di masa silam, legiun band yang beraksi di pub-pub di Kuta hanya diijinkan mengusung ciptaan orang lain an sich.
Popularitas SID perlahan kian menjulang ketika satu demi satu tembang SID - yang dominan berlirik Inggris - ultra frekuentif diputar di radio-radio lokal berpengaruh ya di Bali ya (melebar) ke Jawa >dus, percaya atau tidak, lagu-lagu SID malah telah gencar juga diperdengarkan di radio-radio di Australia, Swedia dan jazirah Skandinavia lainnya.
Langkah fenomenal SID bisa disebut dimulai pada Agustus 2002 saat menjadi band pembuka Hoobastank di Hard Rock Hotel, Kuta, Bali. Kemudian tengah September '02 SID duhai mencengangkan sukses mengobrak-abrik Senayan di acara Puma Street Games. Berlanjut Desember 02 SID digjaya meluluhlantakkan PL Fair. Berikutnya diwawancara oleh MTV Sky, M97 FM, Prambors, dsb, serta masif diekspos oleh hampir seluruh majalah remaja populer nasional. Di Hai edisi tahunan 2002-2003 - bersama Rocket Rockers - SID dimunculkan sebagai The Next Big Thing. Pun oleh MTV Trax SID dinobatkan sebagai band potensial 2003.
Epos Punk Rock paling mutakhir, SID telah merampungkan proses rekaman bersama Sony Music dengan judul album "Kuta Rock City" dan hingga minggu ke-3, um, telah terjual puluhan ribu kopi.
*Disusul dengan "The Hangover Decade" akhir 2004, dan yang paling terakhir adalah "Black Market Love" pada akhir Mei 2006*..
Juni 2003 *| Dikisahkan secara bersemangat dan penuh gairah narcissism oleh Rudolf Dethu
(Serta-terima kasih Tuhan-sama sekali nihil pengaruh alkohol)
Diposting oleh nyoman baduda di 21.27 0 komentar
Jumat, 05 Februari 2010
Triple X (XXX) Sangut Delem
Grup Band Trio Rapper XXX atau Triple X di blantika musik pop modern Bali dengan lagu-lagu populernya di kalangan anak muda menjadikan grup musik ini semakin eksis.Perpaduan modern dan tradisional Bali pada setiap garapan lagu-lagu yang dinyanyikan menjadi warna dan identitas tersendiri bagi XXX (triple X) yang meluncurkan album keempat bertema “Sangut Delem”. Produser Jayagiri Pro, I Gusti Ngurah Nyoman Murthana di Sanur, Bali, Kamis mengatakan, dengan diluncurkannya album “Sangut Delem” (tokoh pewayangan) makin memantapkan jati diri dan posisi grup band ini dalam dunia musik pop Bali.
“Dalam album ini antara tema cinta dan tema-tema yang mengangkat kekayaan seni tradisional Bali makin seimbang. Sebut saja lagu Sangut Delem, Omed-Omedan, Sapunapi Gatra dan Lutung Megambel,” katanya.
Bahkan diakuinya mengawinkan seni pop modern dengan musik tradisional merupakan upaya Trio Rapper itu untuk melestarikan budaya tradisional Bali.
“Lewat lagu-lagu ini kami berharap nilai-nilai seni tradisional makin digemari dan dicintai masyarakat Pulau Dewata sehingga tetap lestari,” ucapnya.
Sementara Rahtut, vokalis band itu mengemukakan, bahasa Bali bukanlah hambatan pihaknya untuk mencoba sesuatu yang berbeda dalam berkarya, khususnya di dunia musik.
Ia mengatakan, ditengah tumbuhnya musik pop Bali yang menghadirkan berbagai jenis aliran musik, Trio Rapper berharap mampu membuat generasi muda mulai mencintai bahasanya sendiri, mengangkat gengsi bahasa Bali.
“Tak berlebihan bila lagu Bali telah menjadi tuan di rumah sendiri. Lagu daerah ini sudah merasuk ke sanubari orang-orang Bali, terlihat dari konser di berbagai tempat yang mampu membius penonton,” ucapnya.
Menariknya, beberapa lagu dalam album tersebut merupakan hasil komunikasi yang intens antara Trio Rapper dengan penggemarnya atau fansnya.
“Seperti lagu Sangut Delem merupakan karya dari penggemarnya, termasuk juga lagu Omed-Omedan yakni ritual tradisi berciuman massal kaum remaja yang digelar setiap tahun di Desa Sesetan, Denpasar Selatan,” kata Rahtut menambahkan.
Diposting oleh nyoman baduda di 22.51 0 komentar
Kamis, 04 Februari 2010
Rabu, 03 Februari 2010
Nyepi
Hari Raya Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap tahun Baru Saka. Hari ini jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera yang membawa intisari amerta air hidup. Untuk itu umat Hindu melakukan pemujaan suci terhadap mereka.
Tujuan dan rangkaian perayaan
Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Mahaesa, untuk menyucikan Buwana Alit (alam manusia) dan Buwana Agung (alam semesta). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan bagian dari rangkaian perayaan yang lebih besar. Berikut perinciannya.
Tawur (Pecaruan), Pengrupukan, dan Melasti
Sehari sebelum Nyepi, yaitu pada "panglong ping 14 sasih kesanga", umat Hindu melaksanakan upacara Buta Yadnya di perempatan jalan dan lingkungan rumah masing-masing, dengan mengambil salah satu dari jenis-jenis caru (semacam sesajian) menurut kemampuannya. Buta Yadnya itu masing-masing bernama Pañca Sata (kecil), Pañca Sanak (sedang), dan Tawur Agung (besar). Tawur atau pecaruan sendiri merupakan penyucian/pemarisuda Buta Kala, dan segala leteh (kekotoran) diharapkan sirna semuanya. Caru yang dilaksanakan di rumah masing-masing terdiri dari nasi manca (lima) warna berjumlah 9 tanding/paket beserta lauk pauknya, seperti ayam brumbun (berwarna-warni) disertai tetabuhan arak/tuak. Buta Yadnya ini ditujukan kepada Sang Buta Raja, Buta Kala dan Batara Kala, dengan memohon supaya mereka tidak mengganggu umat.
Mecaru diikuti oleh upacara pengerupukan, yaitu menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh. Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Buta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar. Khusus di Bali, pengrupukan biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar. Tujuannya sama yaitu mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar.
Tahap terakhir adalah melasti, yaitu menghanyutkan segala leteh (kotoran) ke laut, serta menyucikan pretima. Upacara ini dilakukan di laut, karena laut dianggap sebagai sumber amerta. Selambat-lambatnya pada tilem sore, melasti harus selesai.
Nyepi
Keesokan harinya, yaitu pada panglong ping 15 (atau tilem Kesanga), tibalah Hari Raya Nyepi sesungguhnya. Pada hari ini dilakukan puasa Nyepi yang disebut "Catur Brata" Penyepian dan terdiri dari amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Brata ini dilakukan sejak sebelum matahari terbit. Menurut umat Hindu, segala hal yang bersifat peralihan, selalu didahului dengan perlambang gelap. Misalnya seorang bayi yang akan beralih menjadi anak-anak (1 oton/6 bulan), lambang ini diwujudkan dengan 'matekep guwungan' (ditutup sangkar ayam). Wanita yang beralih dari masa kanak-kanak ke dewasa (Ngeraja Sewala), upacaranya didahului dengan ngekep (dipingit). Demikianlah untuk masa baru, ditempuh secara baru lahir, yaitu benar-benar dimulai dengan suatu halaman baru yang putih bersih. Untuk memulai hidup dalam caka/tahun baru pun, dasar ini dipergunakan, sehingga ada masa amati geni.
Intisari dari perlambang-perlambang lahir itu (amati geni), menurut lontar "Sundari Gama" adalah "memutihbersihkan hati sanubari", yang merupakan kewajiban bagi umat Hindu.
- Tiap orang berilmu (sang wruhing tattwa jñana) melaksanakan brata (pengekangan hawa nafsu), yoga ( menghubungkan jiwa dengan paramatma (Tuhan), tapa (latihan ketahanan menderita), dan samadi (manunggal kepada Tuhan, yang tujuan akhirnya adalah kesucian lahir batin).
Semua itu menjadi keharusan bagi umat Hindu agar memiliki kesiapan batin untuk menghadapi setiap tantangan kehidupan di tahun yang baru. Kebiasaan merayakan hari raya dengan berfoya-foya, berjudi, mabuk-mabukan adalah sesuatu kebiasaan yang keliru dan mesti diubah.
Ngembak Geni (Ngembak Api)
Rangkaian terakhir dari perayaan Tahun Baru Saka adalah hari Ngembak Geni yang jatuh pada tanggal "ping pisan (1) sasih kedasa (X)". Pada hari inilah Tahun Baru Saka tersebut dimulai. Umat Hindu bersilaturahmi dengan keluarga besar dan tetangga, saling maaf memaafkan (ksama) satu sama lain. Dengan suasana baru, kehidupan baru akan dimulai dengan hati putih bersih. Jadi kalau tahun masehi berakhir tiap tanggal 31 Desember dan tahun barunya dimulai 1 Januari, maka tahun Çaka berakhir pada "panglong ping limolas (15) sasih kedasa (X)", dan tahun barunya dimulai tanggal 1 sasih kedasa (X)Diposting oleh nyoman baduda di 23.49 0 komentar
MISTERI AWAN BERGAMBAR KEMBALI TERJADI DI BESAKIH

Terjadi menjelang Penyineban(Penutupan) Karya Panca Wali Krama,diabadikan oleh penekun spiritual dan Warga Mengakui Kerap Muncul Fenomena Gaib Lainnya Seperti Seonggok Sinar Bergerak di Sekitar Gunung Agung
RENDANG- Besakih kembali menunjukkan tanda-tanda kegaiban ,setelah pasca Karya Panca Wali Krama dihebohkan dengan gambar awan berbentuk piring menutupi puncak Gunung Agung,kini fenomena alam yang muncul dalam guratan awan berwajah manusia kembali santer menjadi wecana setelah seluruh rangkaian Upacara 10 Tahunan itu berakhir .
Informasi yang berkembang dibeberapa harian lokal Amlapura,Rabu(29/4) ini memberitakan bahwa foto awan bertentuk gambaran wajah lengkap dengan mata mendelik beredar di HP HP warga Karangasem. Foto tersebut berupa awan biru dengan hamparan awan putih berbentuk sekilas wajah kepala dengan dua mata mendelik serta bagian hidung menampakkan semburan awan.
Gambar itu pertamakalinya disebutkan diambil menjelang senja oleh seorang penekun spiritual yang kebetulan pedek tangkil (Sembahyang) ke Pura Besakih pada H-1 menjelang prosesi Melasti Karya Agung Panca Bali Krama dan Betara Turun Kabeh.
Disebutkan banyak pemedek lainnya yang juga menyaksikan fenomena alam itu
Dibagian lain seorang penekun spiritual asal Amlapura Dasaran Istri memprediksi gambar yang tergurat dibalik awan sebetulnya bukan wajah, tetapi gambar kepala ikan paus sebagai simbol keangkaraan dan keserakahan sementara gambar bebek sebagai simbol kesucian tampak kecil.
”Ini menyiratkan bahwa manusia kini sudah terjebak kedalam keserakahan nafsu. Sedangkan pada gambar awan berbentuk itik menyiratkan idealisme kesucian manusia masih ada hanya skalanya kecil.” Teropongnya
Pada kesempatan yang sama penulis juga mendapat informasi dari sejuml;ah warga terutama menjelang penyineban(H-1) kerap terlihat ada seongok sinar pada malam hari bergerak diseputaran Gunung Agung
Diposting oleh nyoman baduda di 23.46 0 komentar
nanoe Biroe sekilas profil
nanoe Biroe > Profile dan Diskografi
Nama Lengkap | : | I Made Murdita |
Tempat & Tanggal Lahir | : | Denpasar, 17 November 1982 |
Alamat | : | Jl. Imam Bonjol no. 234 Br. Buagan, Denpasar – Bali |
Alamat Asal | : | |
: | ||
Hobby | : | Nyanyi |
Aktifitas dalam blantika Musik Bali | ||
Berkiprah dalam lagu Bali | : | mulai tahun 2004 sebagai Penyanyi lagu Bali |
Studio Rekaman | : | Jayagiri Production |
Jumlah Album | : | 2 |
Produksi Album Terakhir | : | Jayagiri Production |
Produser | : | Rah Man |
Aliran Musik | : | Rock Alternatif |
Jenis Album yang dirilis | : | Album Solo |
Diskografi | : | Suba Kadung Matulis ( 2006 ) Matunangan ajak Dewa ( 2006 ) |
Lagu Hits | : | Manusa Panak Manusa ( Suba Kadung Matulis - 2006) Gumi tanpa matan ai ( Suba Kadung Matulis - 2006 ) |
Sekilas profil tentang nanoe Biroe : Nanoe memang merupakan sosok seorang yang fenomenal. Ditengah persaingan antar band sekarang yang begitu ketat dengan lagu dan musik yang masing-masing memiliki kelebihan, Nanoe mampu menjadi jawara. Bakat dan talentanya dalam seni yang didalami juga melalui lembaga akademi ISI Denpasar, mampu mengilhami Nanoe untuk membuat suatu karya yang sungguh luar biasa. |
Diposting oleh nyoman baduda di 23.42 2 komentar
NANOE BIROE : THE BIOGRAPHY
| ![]() | ||
|
Diposting oleh nyoman baduda di 23.37 0 komentar
Rangda
Rangda adalah ratu dari para leak dalam mitologi Bali. Makhluk yang menakutkan ini diceritakan sering menculik dan memakan anak kecil serta memimpin pasukan nenek sihir jahat melawan Barong, yang merupakan simbol kekuatan baik.
Etimologi
Menurut etimologinya, kata Rangda yang dikenal di Bali berasal dari Bahasa Jawa Kuno yaitu dari kata Randa yang berarti Janda.[1] Rangda adalah sebutan janda dari golongan Tri Wangsa yaitu:
Sedangkan dari golongan Sudra disebut Balu dan kata Balu dalam bahasa Bali alusnya adalah Rangda.
Perkembangan selanjutnya istilah Rangda untuk janda semakin jarang kita dengar, karena dikhawatirkan menimbulkan kesan tidak enak mengingat wujud Rangda yang 'aeng' (seram) dan menakutkan serta identik dengan orang yang mempunyai ilmu kiri (pengiwa). Hal ini terutama kita dapatkan dalam pertunjukan-pertunjukan cerita rakyat. Dengan kata lain, ada kesan rasa takut, tersinggung dan malu bila dikatakan bisa neluh nerangjana (ngeleak). Sesungguhnya pengertian di atas lebih banyak diilhami cerita-cerita rakyat yang di dalamnya terdapat unsur Rangda. Cerita yang paling besar pengaruhnya adalah Calonarang.
Mitos Rangda
Diceritakan bahwa kemungkinan besar Rangda berasal dari ratu Mahendradatta yang hidup di pulau Jawa pada abad yang ke-11. Ia diasingkan oleh raja Dharmodayana karena dituduh melakukan perbuatan sihir terhadap permaisuri kedua raja tersebut. Menurut legenda ia membalas dendam dengan membunuh setengah kerajaan tersebut, yang kemudian menjadi miliknya serta milik putra Dharmodayana, Erlangga. Kemudian ia digantikan oleh seseorang yang bijak. Nama Rangda berarti juga janda.
Rangda sangatlah penting bagi mitologi Bali. Pertempurannya melawan Barong atau melawan Erlangga sering ditampilkan dalam tari-tarian. Tari ini sangatlah populer dan merupakan warisan penting dalam tradisi Bali. Rangda digambarkan sebagai seorang wanita dengan rambut panjang yang acak-acakan serta memiliki kuku, lidah, dan payudara yang panjang. Wajahnya menakutkan dan memiliki gigi yang tajam.
Jenis-jenis Rangda
Mengidentifikasi jenis-jenis Rangda yang berkembang di Bali amat sulit. Hal ini mengingat wujud Rangda pada umumnya adalah sama. Memang dalam cerita Calonarang ada wujud Rangda yang lain seperti Rarung, Celuluk namun itu adalah antek-antek dari Si Calonarang dan kedudukannya lebih banyak dalam cerita-cerita bukan disakralkan. Untuk membedakan wujud Rangda adalah dengan melihat bentuk mukanya (prerai), yaitu :
- Nyinga
Apabila bentuk muka Rangda itu menyerupai singa dan sedikit menonjol ke depan (munju). Sifat dari Rangda ini adalah galak dan buas.
- Nyeleme
Apabila bentuk muka Rangda itu menyerupai wajah manusia dan sedikit melebar (lumbeng). Bentuk Rangda seperti ini, menunjukkan sifat yang berwibawa dan angker.
- Raksasa
Apabila bentuk muka Rangda ini menyerupai wujud raksasa seperti yang umum kita lihat Rangda pada umumnya. Biasanya Rangda ini menyeramkan.
Diposting oleh nyoman baduda di 23.07 0 komentar